Wednesday, January 2, 2013

Asyiknya Menghirup The Sins dan Immortals di Resto Hall of Fame


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Bersantap sambil mendengarkan alunan musik mungkin sudah banyak diterapkan di restoran atau kafe. Namun, yang satu ini beda. Jika biasanya musik dilantunkan melalui CD atau band penghibur, di sini band ternama yang akan menemani Anda bersantap! Wow!

Nama 'Rolling Stone' mengingatkan kita akan band rock asal Inggris dengan Mick Jagger sebagai vokalisnya, The Rolling Stones. Nama ini juga identik dengan majalah musik terkemuka asal Amerika Serikat, Rolling Stone. Nah, Rolling Stone Cafe di Jalan Ampera, Jakarta Selatan ini terkait dengan yang nomor dua.

Rolling Stone Cafe merupakan kafe pertama di dunia yang secara resmi mengusung nama majalah Rolling Stone. Restoran ini juga terintegrasi dengan kantor redaksi majalah Rolling Stone Indonesia. Makanya, elemen musik sungguh kental terasa di sini.

Dari luar, restoran ini sudah terlihat mencolok. Bangunannya cukup besar dan didominasi kaca yang menonjolkan unsur modern. Restoran ini paling cocok dikunjungi di malam hari, karena lampu-lampu berwarna ungu, magenta, dan biru akan membuat suasananya semakin menarik.

Berbeda dengan restoran lain yang pintu masuknya berada di depan dan mudah terlihat, pintu masuk Rolling Stone Cafe terletak di pojok kiri. Susuri saja wall of fame bergambar foto-foto musisi Indonesia. Untuk naik ke lantai duapun cukup membingungkan, karena letaknya agak tersembunyi.

Sebuah panggung yang cukup besar untuk ukuran kafe terletak di atriumnya, lengkap dengan backdrop, screen, dan proyektor. Tepat di depannya tertata sofa-sofa dan meja untuk makan. Suasana outdoor yang nyaman terasa ketika memilih tempat duduk di pinggir. Karena terdapat beberapa tanaman gantung dan palem botol yang ditanam rapi sepanjang tembok.

Menaiki tangga, terlihat pajangan sampul-sampul majalah Rolling Stone. Di dindingpun tertempel kolase hitam putih foto-foto musisi ternama. Bagian terasnya lebih menarik, karena bisa melihat ke arah panggung.

Saat kami singgah, suasana kafe relatif sepi karena sedang tidak ada pertunjukan. Tujuan kami memang untuk mencicipi makanannya. Seperti apa ya suguhan untuk menikmati musik istimewa?

Daftar menunya didominasi oleh sajian a la Barat, namun ada sedikit menu yang terinspirasi hidangan Asia. Lengkap, mulai dari appetizer, salad, pizza, hot dog, steak, pasta, hingga dessert. Pilihan minuman beralkoholnyapun komplet, mulai dari cocktail, vodka, rum, tequila, gin, hingga whiskey. Hanya sedikit pilihan soft drink dan minuman nonalkohol lain yang tersedia.

Sambil mengobrol seru bersama teman, kami mencicipi fried calamari (Rp 48.000). Hmm... Cumi diiris berbentuk cincin, lalu dibaluri tepung roti yang renyah dan digoreng garing. Krenyes gurih, enak disantap dengan tartar sauce yang dituangkan di atasnya, maupun dengan saus sambal.

Di bawah tumpukan cumi goreng, tersembunyi Asian angel hair dengan saus tomat. Sebagai pelengkap, memang sepatutnya angel hair ini terasa hambar meski sedikit terjejak rasa ebi.

Sluurp... Kami menyeruput minuman masing-masing. Mocktail Immortals (Rp 48.000) yang berwarna oranye digarnish dengan irisan sunkist dan disajikan di gelas hurricane. Wah, rasa tropis dari nanas, jeruk, dan markisa menyelimuti lidah! Terasa segar, apalagi dengan tambahan biji-biji buah markisa yang krenyes-krenyes segar!

The Sins (Rp 48.000) disajikan di gelas lowball. Seperti warnanya yang pink, rasa yang dominan adalah jambu klutuk. Ada semburat rasa jeruk, leci, dan segarnya daun mint.

Pasta carbonara (Rp 68.000) yang kami pesan datang. Kami memilih fettuccini sebagai pastanya. Di atasnya ditaburi serbuk lada hitam, serutan keju parmesan, dan dua potong garlic bread di pinggirannya. Potongan beef bacon merah marun memberi warna pada hidangan pucat ini.

Saat digigit, pastanya terasa kenyal. Kematangannya pas al dente. Saus creamynya pas dengan jumlah pasta yang tak terlalu banyak. Citarasa gurih dan asinnyapun tak berlebihan. Garlic breadnya yang tak dipanggang terasa lembut.

Akhirnya pan roasted rib eye (Rp 178.000) dengan tingkat kematangan medium well dan saus BBQ di mangkuk terpisah hadir di hadapan kami. Menu ini menjadi favorit di Rolling Stone Cafe. Sebagai pelengkapnya ada potato wedges, jagung, dan salad.

Daging sapi premium 200 gram ini tipis dan melebar. Ketika pisau dan gigi kami mengoyak dagingnya, teksturnya terasa agak alot. Rupanya potongan steak ini dimasak hingga matang atau well done.Tak ada jejak juicy dari dagingnya lagi. Saus BBQnya terasa manis sedikit asam seperti saus botolan yang populer digunakan.

Kentang dipotong bersama kulitnya, lalu ditumis dengan bawang bombay serta paprika hijau dan merah. Rasanya cukup lembut dengan jejak pedas segar paprika. Saladnya berupa mixed green serta tomat ceri dan timun, disirami balsamic vinegar. Pelengkap yang lumayan untuk beefsteak ini.

Tampaknya sajian ini menggunakan jagung impor karena berwarna oranye dengan biji-biji yang lebih kecil dan rapat. Jagung ini dimasak dengan bawang putih, namun tak terjejak saat dicicipi. Malah, jika dibiarkan lama-lama, rasa jagungnya menjadi asam.

Hmm... agaknya sajian beefsteak ini kurang sukses memuaskan lidah kami. Namun, biaya yang kami bayar menjadi sebanding dengan atmosfir dan fasilitas live music yang ditawarkan. Mungkin akan lebih afdol jika menikmati aneka small bites plus racikan minuman yang beragam sambil menonton pertunjukan musik dari band-band ternama!

Rolling Stone Cafe

Jl. Ampera Raya No. 13, Cilandak Timur

(fit/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

No comments:

Post a Comment