Thursday, January 3, 2013

Petugas Layan Antar Pizza Juga Bisa Terancam Nyawanya


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Siapa sangka delivery man atau petugas layan antar merupakan salah satu profesi berbahaya? Di Amerika Serikat, tukang antar pizza sering menjadi sasaran para pencuri. Mereka mengincar uang yang dibawa petugas layan antar ini, padahal jumlahnya tak seberapa.

Seperti yang dialami Sam Swicegood, petugas layan antar Pizza Hut di Maryland, AS. Saat menjalankan pekerjaannya, ia diserang sekelompok remaja di daerah Glen Burnie. "Mereka meninju saya. Kacamata saya terlempar. Saya menjatuhkan pizza (yang akan saya antar)," Swicegood bercerita pada Fox 45 (29/12/12).

Sebelum turun dari mobil delivery, Swicegood mengaku memiliki perasaan tak enak. Jadi ia mengambil tiang tenda sepanjang kira-kira 50 cm untuk melindungi diri. "Saya melindungi wajah saya, lalu mengayunkan tongkat seperti ini, sekencang mungkin," jelasnya sambil menirukan pembelaan dirinya.

Beruntung, para penyerang kabur tanpa membawa lari uang maupun pizza. Bagaimanapun juga, lima orang melawan satu bukanlah situasi yang menyenangkan. "Saya pikir saya akan mati," kata Swicegood. Belakangan, tiga remaja penyerang Swicegood berhasil ditangkap polisi.

Bagaimanapun juga, aksi Swicegood berbuah pahit. Menurutnya, Pizza Hut malah menurunkan pangkatnya menjadi koki, serta memotong jam kerja dan gajinya. Pasalnya, Swicegood dinilai melanggar aturan Pizza Hut bahwa delivery man tak boleh membawa senjata.

"Saya tidak mengatakan bahwa seluruh delivery man harus dipersenjatai, namun menghukum delivery man karena membela diri saat diserang merupakan tindakan tak adil," ujarnya.

Pihak Pizza Hut menyangkal pernyataan Swicegood. "Dia tidak diturunkan jabatannya, upahnya tak dikurangi, dan jam kerjanya tak dipotong," tegas Doug Terfehr, juru bicara restoran pizza ini, melalui email yang dikirimkan ke Huffington Post (31/12/12). "Swicegood tetap bekerja di Pizza Hut dan situasi tersebut sedang ditangani secara internal dengan kepedulian penuh terhadap kebaikannya," tambahnya.

Swicegood bekerja sebagai delivery man untuk membiayai kuliahnya. Ia mengaku mendapat sekitar $11-12 (Rp 107.000-116.000) sebagai tips, dan jumlah tersebut dianggapnya cukup.

Penyerangan terhadap delivery man bukanlah kasus baru di AS. Di Negeri Paman Sam, pengantar pizza bahkan bisa mengalami penculikan, perampokan, hingga pemerkosaan atau pembunuhan. Pasalnya, mereka terkadang harus mendatangi lingkungan asing dan seringkali dipancing dengan pesanan pizza palsu.

Belum lagi jika ada pesanan iseng yang merugikan bisnis pizza. Penelepon memesan sejumlah pizza untuk dikirimkan ke sembarang alamat, namun di sana tak ada penerimanya. Akibatnya, pizza yang tak terbayar menjadi terbuang.

Seperti kasus pada November 2010 di Amherst, Massachusetts, AS. Seorang pria mengaku sebagai kru musisi ternama Bob Dylan dan memesan 148 pizza. Akibatnya, restoran pizza harus menanggung kerugian sebesar $4.000 (Rp 38,6 juta).

Karena itulah restoran pizza mulai memasang caller ID agar bisa menelepon balik pelanggan untuk memastikan pesanannya benar. Polisipun sampai menyebarkan flyer yang menjelaskan hal-hal yang bisa dilakukan delivery man untuk melindungi dirinya.

Selain Pizza Hut, Domino's Pizza juga melarang delivery mannya membawa senjata. Meski demikian, banyak pula restoran pizza independen yang memperbolehkan pengantar pizzanya membawa senjata yang sah secara hukum. Kebijakan ini masih menjadi kontroversi di AS.

(dyh/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

No comments:

Post a Comment