Odilia Winneke - detikFood Jakarta - Semilir angin dingin musim hujan paling nyaman dinikmati dengan semangkuk mie yang panas mengepul. Apalagi di bistro ini mie Hongkong yang lembut mulus disiram kaldu bening kecokelatan. Potongan dadu wagyu beef yang empuk juicy membuat santapan khas Asia ini jadi sempurna nikmatnya. Slruuup!
Kalau dulu makanan Barat memang dijodohkan dengan wine berkualitas. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir justru makanan Asia yang jadi makin menggoda setelah di-pairing dengan wine berkualitas dari berbagai belahan dunia. Jadi, tak ada batasan lagi soal asal hidangan dan asal wine. Asal membuat lidah nyaman dan enak, semuanya bisa dilakukan.
Karenanya saat melihat nama Ginger Li Asian Bistro & Wine saya tertarik. Pasalnya tak banyak resto dan bistro di Jakarta yang dengan berani menyebutkan sajian hidangan Asia yang dipasangkan dengan wine. Nama 'Ginger' yang dipakai sudah mencerminkan hidangan Asia yang jadi andalan utama bistro ini.
Warna fushia yang segar dan hangat mendominasi tata ruangnya. Gadis berbaju cheongsam yang terpampang sebagai hiasan dinding memberi kesan modern, hangat. Meski dalam balutan nuansa Eropa, aksen Asia masih terasa. Deretan botol wine dalam rak-rak yang tertata rapi memperkuat kesan wine jadi andalan untuk menikmati hidangan di tempat ini.
Deretan hidangan dalam daftar menu meski tak banyak tetapi cukup lengkap. Sebagian besar menyandang nama China, Malaysia dan Thailand. Sebut saja Suzhou soup, Tianhe seafood, Chengdu chicken, Perlis calamari, Johor chicken, Phuket Oxtail noodle, Bugis street fruit cuts, dan lain-lain.
Untuk mengawali santapan Phayoo beancurd (Rp. 50.000) jadi pembuka. Sengaja tak saya pilih hidangan pembuka bercap bibir merah yang jadi tanda sajian andalan. Disajikan dalam sedang untuk berdua. Berisi irisan timun, bawang bombay, lettuce, sedikit cabai merah dan cincangan daun ketumbar.
Potongan dadu tipis tofu yang digoreng menjadi aksen salad ini. Rasanya renyah segar dengan balutan saus yang asam segar karena air jeruk nipis. Tofunya pun lembut dan gurih. Sebuah awal yang menyegarkan dan tidak terlalu mengenyangkan.
Nama Ayutthaya pada sajian mie dengan topping wagyu beef mengundang rasa ingin tahu. Nama sebuah kerajaan di Thailand ini sangat terkenal dengan perdagangan internasionalnya di masa lalu. Wah, sajian bernama Ayutthaya Wagyu Beef (Rp.90.000) ini ternyata sangat cantik tersaji. Hangat mengepul!
Di bagian atas terlihat taoge moyashi yang gendut putih dan sangat segar. Nyaris setengah lebih mangkuk ditutupi dengan potongan dadu wagyu beef yang kecokelatan. Bersisian dengan potongan jamur shiitake yang besar dan gendut. Ada kuah bening kecokelatan yang menggenangi mie ini. Ditaburi cincangan halus peterseli sebagai toppingnya.
Mie Hongkong yang kuning lembut halus justru nyaris tak terlihat. Sekali hirup langsung terasa kaldu daging yang kuat dengan shoyu yang pas gurihnya. Saat menggigit potongan dadu wagyu beef langsung terasa juicy lembut daging sapi istimewa ini. Agaknya sang chef mahir memperlakukan wagyu beef ini sehingga lelehan lemaknya terasa lembut di lidah. Sangat pas kematangannya!
Selingan rasa renyah tauge yang segar dan empuk lembutnya jamur shiitake membuat mie ini jadi makin sempurna lezatnya. Porsi wagyu beef yang saya duga bisa mencapai 150 gram lebih sebagai topping benar-benar seimbang dengan jumlah mie yang mulur lembut. Racikan mie ini cocok dengan namanya, memadukan beberapa unsur dari negara Asia yang secara historis pernah hadir di Ayutthaya.
Sayangnya sekali ini saya tak sempat memadukan kelezatannya dengan wine pilihan. Padalah ada sejumlah wine dari berbagai negara termasuk juga promosi wine dengan harga khusus yang siap dipilih. Mungkin lain kali perlu mencoba sajian utama yang terlihat sangat menggiurkan dengan paduan wine istimewa. Tentunya dengan suasana yang lebih santai!
Ginger Li Asian Bistro & Wine
Gedung Kemang 37
Jl. Kemang Raya 37
Jakarta Selatan
Telepon: 021-71791220
(odi/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.
No comments:
Post a Comment