Wednesday, December 26, 2012

Mengapa Keju Keledai Jadi Keju Termahal di Dunia?


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Selain susu sapi, susu kambing dan susu kuda juga dikonsumsi manusia. Bagaimana dengan susu keledai? Ternyata, hasil perahan hewan mirip kuda ini bisa jadi keju termahal di dunia! Apa yang membuatnya begitu eksklusif?

Satu-satunya produsen keju keledai di dunia terletak di sebuah cagar alam bernama Zasavica, 80 km ke barat Belgrade, Serbia. Luasnya 182 hektar, dan kini banyak dikunjungi untuk wisata keledai. Robert Hardman dari Daily Mail terbang langsung ke sana demi melihat proses pembuatannya sekaligus mencicipinya.

Sebagai pecinta keju, ia penasaran, mengapa keju keledai bisa dijual hampir Rp 15 juta sekilo. Bahkan, keju tersebut dinobatkan World Records Academy sebagai yang termahal di dunia, mengalahkan keju rusa moose dari Swedia yang bernilai sekitar Rp 9,8 juta per kg.

Perlahan, Hardman memahami alasannya. "Setelah menghabiskan setengah jam memerah susu keledai, saya menyadari bahwa produksi keju keledai lebih memakan waktu dibanding mengaduk susu untuk membuat keju Cheddar berkualitas," tulis Hardman di Daily Mail (14/12/12).

Butuh berjam-jam untuk menghasilkan beberapa liter susu saja. Pasalnya, keledai betina hanya punya dua puting susu, tak punya ambing untuk cadangan susu, dan hanya menghasilkan susu jika ada anak keledai di sampingnya. Susupun baru diperah untuk keperluan manusia setelah si anak keledai kenyang.

Belum lagi dari 130 ekor keledai Balkan yang ada di peternakan ini, hanya selusin yang menghasilkan susu kapan saja. Bahkan, dalam enam minggu, seekor sapi perah bisa menghasilkan lebih banyak susu dibanding semua keledai di peternakan ini dalam setahun.

Tak heran, Cleopatra konon membutuhkan 700 ekor keledai demi bisa mandi susu. Untuk membuat sekilo keju keledaipun, diperlukan 25 liter susu. Setiap tahunnya, Zasavica hanya bisa memproduksi 100 kg keju keledai.

Ide membuat keju keledai datang tahun lalu. Setelah melakukan riset dengan produsen keju lokal, resep dan prosesnya dirancang. Kemudian, dua bulan lalu, sampel pertama siap. Slobodan Simic, sang penggagas, dan timnya sangat senang dengan hasilnya.

Namun, ongkos produksinya yang tinggi terpaksa menyejajarkan keju keledai dengan caviar Oscietra, truffle Alba, dan wine Chateau Petrus sebagai hidangan termewah. Simicpun ragu proses produksi kejunya bisa balik modal. "Namun, ini bukan soal uang, melainkan tentang kebanggaan dan konservasi," Hardman berkomentar.

Simic dan timnya mengaku tak punya anggaran untuk pemasaran ke luar negeri, meski sudah ada permintaan dari Swiss, Austria, Israel, dan Malaysia. Memang, ada kawan di London, Inggris yang berencana berdiskusi dengan department store mewah Harrods. Namun, mereka pesimis punya banyak outlet dengan persediaan keju yang sedemikian sedikit.

Tak mungkin pula menjual keju termahal di dunia ini ke warga sekitar yang penghasilannya hanya Rp 1,565 juta per minggu. Makanya, mereka menawarkan keju ini ke petenis terkenal asal Serbia, Novak Djokovic. Tak disangka, ia membeli seluruh produksi keju keledai untuk 2013! Hal ini dilakukan agar jaringan restorannya di Belgrade dan Zagreb tak kehabisan suplai keju.

"Saya yakin akan ada orang-orang yang dengan senang hati membayar seharga caviar agar keju keledai menjadi taburan salad mereka atau disajikan dengan alami. Namun, mereka harus menunggu sangat lama jika ingin mendapatkannya," pungkas Hardman.

(fit/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

No comments:

Post a Comment