Monday, December 31, 2012

Minum Wine Ternyata Berefek Buruk pada Pria Gemuk


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Selama ini riset ilmiah menunjukkan manfaat dari konsumsi wine, terutama bagi kesehatan jantung. Namun, siapa sangka khasiat tersebut hanya berlaku pada pria ramping? Disebutkan pula bahwa efeknya justru akan buruk pada pria gemuk dan obesitas. Wah!

Peneliti dari Curtin University, Australia, meneliti data dari riset terdahulu. Dikatakan bahwa sedikit minuman beralkohol dapat menurunkan risiko penyakit jantung, namun justru akan menaikkan risikonya jika diminum dalam jumlah banyak.

Para ilmuwanpun menganalisis data tersebut dengan Framingham Heart Study, studi acuan yang mengidentifikasi faktor risiko untuk penyakit jantung. Mereka juga meneliti perbedaan antara pria ramping dan gemuk. Ternyata, efek baik minuman beralkohol hanya berlaku pada pria dengan indeks massa tubuh (BMI) di bawah 27,5.

Indeks massa tubuh adalah perkiraan lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan. Para pakar kesehatan telah menyepakati bahwa BMI 18,5-25 berarti ideal, sementara 25-30 dianggap gemuk dan di atas 30 menandakan obesitas.

Dari temuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa minuman beralkohol, baik banyak maupun sedikit, tak membawa kebaikan bagi pria gemuk dan obesitas. Pasalnya, penyakit yang berkaitan dengan kegemukan atau obesitas seperti kanker, diabetes, dan stroke justru akan diperparah oleh konsumsi alkohol.

"Nasihat standar terkait 'sedikit konsumsi alkohol baik untuk jantung' tak berlaku bagi pria gemuk. Untuk saat ini, anjuran yang benar adalah tak ada tingkat konsumsi alkohol yang bermanfaat, terutama jika Anda gemuk," rangkum Dr. Tim Lobstein, penulis studi ini, seperti dilansir Daily Mail (28/12/12).

Menurutnya, penelitian terdahulu yang menjadi acuan datanya sudah ketinggalan jaman. Survei tersebut dilakukan lebih dari 40 tahun lalu, ketika orang-orang lebih ramping dari sekarang. "Kami khawatir temuan dari generasi sebelumnya tak berlaku pada populasi kita yang modern dan lebih gemuk," ujarnya.

Meski demikian, Lobstein mengaku perlu mengecek survei lain dan melihat apakah akan muncul pola yang sama. Tertulis di Australia and New Zealand Journal of Public Health edisi bulan ini, ia juga mengemukakan perlunya pengecekan data terhadap wanita.

(dyh/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

No comments:

Post a Comment