Tuesday, December 11, 2012

Mau Coba? Selai Kacang Ini Pedasnya 120 Kali Cabai Rawit!


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Selai kacang yang gurih manis biasanya dioleskan ke roti tawar dan disantap saat sarapan. Namun, apa jadinya kalau selai kacang mengandung cabai? Bahkan, tingkat kepedasannya 120 kali di atas cabai rawit! Huah huah...

Mungkin Instant Regret Peanut Butter merupakan selai kacang pertama dan satu-satunya di dunia yang terasa pedas. Tak tanggung-tanggung, kadar kepedasannya mencapai 12 juta Scoville heat units (SHU)! Sebagai perbandingan, cabai rawit (Bird's eye chili) saja tingkat kepedasannya hanya 50.000-100.000 SHU.

Apa yang membuatnya begitu pedas? Ternyata, selain terbuat dari kacang tanah dan minyak biji bunga matahari, Instant Regret juga mengandung ekstrak cabai, cabai habanero, dan capsaicin dari cabai Naga Bhut Jolokia. Dijamin, seperti namanya, Anda akan langsung menyesal setelah mencicipinya.

Pada 2007, Naga Bhut Jolokia dinobatkan sebagai cabai terpedas di dunia oleh Guinness World Records. Bahkan, Defence Research and Development Organization India menggunakan cabai setan ini untuk senjata dengan fungsi seperti gas air mata.

Seperti diketahui capsaicin adalah komponen aktif dalam cabai yang menimbulkan sensasi terbakar jika terkena jaringan tubuh. Untuk mengukur jumlah capsaicin dalam berbagai jenis cabai, digunakan angka SHU. Capsaicin murni berjumlah 16 juta SHU.

Di bawah label Instant Regret, terdapat tulisan 'offensively hot peanut butter'. Konsumsinyapun tak disarankan untuk anak di bawah 16 tahun. Ternyata, selain selai kacang, ada pula vodka, chipotle sauce, dan milk chocolate dengan merek Instant Regret. Tentu, sensasinyapun tak kalah membakar!

Instant Regret Peanut Butter dijual di situs Firebox seharga 6,99 poundsterling (Rp 108.000) untuk ukuran 190 gram. Kira-kira, siapa yang tertarik membeli dan mencobanya ya? Mungkinkah rasanya jadi seperti bumbu kacang dengan banyak cabai rawit?

(fit/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

No comments:

Post a Comment