Friday, August 24, 2012

Anak-anak Masih Suka Makan Junk Food dan Minum Soda


Dyah Oktabriawatie Waluyani - detikFood Jakarta - Anak usia prasekolah lebih senang bermain dengan teman sebayanya atau diam di depan TV seharian. Menurut sebuah penelitian, saat menonton TV mereka juga sering meminta camilan seperti minuman manis, bersoda atau jus kemasan.

Peneliti dari University of Albertra, fakultas Physical Education and Recreation, School of Public Health and Medicine and Dentistry, melakukan survei untuk menilai kebiasaan makan dari 1.800 anak prasekolah di wilayah Edmonton. Penelitian ini lebih banyak menilai kebiasaan makan, aktivitas fisik dan angka obesitas.

Hasilnya, para peneliti menemukan sebanyak 54,5 persen dari anak usia 4-5 tahun yang tinggal di lingkungan orang tua berpenghasilan rendah, setidaknya minum satu botol soda per minggu. Hasilnya jauh lebih tinggi dari anak-anak yang berlatar belakang sosial ekonomi tinggi yang sekitar 40,8 persen.

Anak-anak prasekolah dari orang tua yang berpenghasilan rendah juga minum lebih sedikit susu dan banyak minum jus buah. Selain itu mereka juga mengonsumsi minuman bersoda dan dinyatakan banyak yang mengalami obesitas.

Kebiasaan serupa juga ditemukan peneliti, di antara anak-anak prasekolah yang menghabiskan waktu selama dua jam didepan TV. Anak-anak dari orang tua berpenghasilan rendah lebih sering noton TV sambil menghabiskan minuman manis dalam jumlah banyak.

Sebuah penelitian yang melibatkan kelompok anak-anak prasekolah juga melihat jenis makanan yang dikonsumsi responden. Peneliti juga memakai rekomendasi pola makan berdasarkan Canada's Food Guide.

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa hanya 30 % dari anak-anak yang makan buah-buahan dan sayuran. Sebanyak 23,5 %mengkonsumsi produk biji-bijian.

Hasilnya sama dengan konsumsi minuman manis. Anak-anak dari orang tua berpenghasilan rendah cenderung lebih sering makan keripik kentang, kentang goreng, permen dan cokelat. Pola makan ini berbanding terbalik dengan anak-anak dari orang tua berpenghasilan tinggi.

Pola makan yang mengkhawatirkan ini bisa disebabkan oleh makanan berkalori tinggi yang harganya lebih murah dan memiliki rasa cukup enak.

Hal ini menunjukkan bagaimana pendidikan bisa membaut perbedaan dan menyebabkan kebiasaan makan sehat, terlepas dari apa yang dimakan di rumah, ungkap Kate Storey, seorang penulis penelitian sekaligus ahli diet terdaftar dan asisten profesor di School of Public Health.

(dyh/odi)

No comments:

Post a Comment