Thursday, August 30, 2012

Ternyata Biskuit Enak Bisa Dibuat Dari Makanan Sapi


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Sapi dan manusia akhir-akhir ini seakan saling bertukar makanan. Jika sebelumnya ada kabar bahwa sapi diberi makan permen, kali ini manusia yang memakan makanan sapi. Konon, makanan tersebut bisa membuat cookies menjadi lebih mengenyangkan dan bernutrisi.

Inovasi ini merupakan ide Padu Krishnan (57), profesor di South Dakota State University, Amerika Serikat. Ia sedang mengembangkan Dried Distillers' Grain (DDG) sebagai makanan yang dapat dikonsumsi manusia. Bahan ini kaya akan protein dan serat. "Saya akan mengubah kebiasaan makan orang-orang," ujar pria kelahiran India ini.

DDG berasal dari biji jagung yang ditumbuk kasar dan melalui proses distilasi untuk menghasilkan bir, whiskey, atau campuran bahan bakar. Setelah ethanolnya dipisahkan, tersisa butiran kasar. Butiran ini dikeringkan dan menjadi DDG yang biasa digunakan sebagai pakan ternak.

Menurut The Wall Street Journal, DDG mentah terasa seperti serbuk gergaji kasar. Konon makanan ini agak berbau alkohol karena fermentasi. Selain itu, biaya memroses DDG untuk digunakan dalam makanan juga menjadi salah satu faktor penghalang. "Agak sulit memasarkan makanan yang berlatar belakang pakan ternak," ujar Jacquelynn O'Palka, kepala departemen nutrisi dan diet di Indiana University-Purdue University Indianapolis, Amerika Serikat.

Inilah yang menjadi halangan untuk memasarkan DDG, yaitu persepsi. Padahal, potensi bahan ini sudah dikenal sejak lama. Sayang, tidak ada perusahaan besar yang berani berinvestasi mengubah DDG menjadi konsumsi manusia, apalagi memasarkannya.

Krishnan telah meneliti DDG di laboratorium selama hampir 20 tahun. Secara diam-diam, ia memasukkan sedikit DDG ke dalam adonan cookies, pizza, dan roti. Setelah dibagikan, mereka yang mencobanya mengatakan kuenya cukup enak. Krishnan juga pernah menggunakan tortilla dan berencana menguji coba DDG dalam mie.

"Menggantikan sebagian porsi tepung dengan DDG pada resep cookies bisa membuat camilan ini lebih menyehatkan," kata Krishnan. Ia hanya menambahkan 7% DDG pada adonan cookies, karena jika terlalu banyak akan menjadi keras. Hasil risetnya pernah dipresentasikan di pekan sains kongres dan muncul di sampul majalah Ethanol Producer.

Sekarang, tinggal mencari cara membuat DDG layak secara ekonomis dan menaikkan permintaan. Selain itu, diperlukan tokoh terkenal untuk memperlunak persepsi masyarakat tentang DDG. "Kami memerlukan bintang Hollywood, atlet terkenal, atau seseorang yang luar biasa untuk memakan cookies DDG," kata O'Palka. Krishnan juga sedang mempertimbangkan mengajak celebrity chef untuk memasak dengan DDG.

(fit/odi) Punya makanan favorit saat Ramadan & Lebaran? Ceritakan dengan menarik & lengkap di sini . Raih Grand Prize Mixer Kitchen Aid untuk cerita yang paling banyak di LIKE.

No comments:

Post a Comment