Wednesday, September 26, 2012

Anak Obesitas Berisiko Terkena Stroke dan Penyakit Jantung


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Obesitas ternyata tidak hanya membawa dampak buruk bagi orang dewasa. Anak usia lima tahun yang mengalami kegemukan juga berisiko terkena penyakit jantung atau stroke setelah dewasa. Pasalnya, pembesaran jantung, tekanan darah, dan kadar kolesterol mereka sudah sampai pada tahap mencemaskan.

Peneliti dari University of Oxford menemukan bahwa jantung anak yang obesitas membesar dibanding mereka yang berat badannya normal. Tak hanya itu, tekanan darah dan kadar kolesterol mereka juga menjadi sangat tinggi.

Dibanding anak yang sehat, tekanan darah anak obesitas lebih tinggi 40%, sementara kadar kolesterolnya sembilan kali lebih besar. Jika mereka tidak mengubah gaya hidup, risiko meninggal karena serangan jantung atau stroke saat dewasa meningkat hingga 40%.

Menurut National Health Service (NHS) Inggris, rasio anak usia lima tahun yang tergolong obesitas hanya 1:10. Namun, angka ini meningkat menjadi 1:5 di antara anak usia 11 tahun.

Studi yang dimuat di British Medical Journal Selasa (25/9/12) ini melibatkan 49.220 anak usia 5-15 tahun di Inggris. Peneliti membandingkan informasi berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol, dan ukuran ventrikel kiri anak obesitas dari 63 studi sebelumnya.

Para ilmuwan yakin jantung anak obesitas berangsur-angsur akan membesar. Pasalnya, jantung bersusah payah memompa darah melalui pembuluh darah yang terhambat oleh lemak. Meski anak obesitas tidak akan mengalami serangan jantung atau stroke dalam waktu dekat, risikonya akan jauh meningkat ketika mereka dewasa.

"Besarnya efek obesitas terhadap meningkatnya risiko kardiovaskular pada anak-anak sangat mengkhawatirkan. Nantinya, mereka berisiko terkena penyakit jantung," ungkap Dr. Carl Heneghan, salah satu peneliti, kepada Daily Mail.

"Kita membutuhkan inisiatif tegas untuk mengatasinya," ujar Dr. Thompson dari Department of Primary Health Care University of Oxford. Para dokter yakin bahwa masalah obesitas ini hanya dapat diatasi jika perusahaan makanan dipaksa membuat produk yang lebih sehat. Jika menolak, mereka akan mendapat sanksi tegas.

Menurut juru bicara Departemen Kesehatan Inggris, Inggris adalah salah satu negara dengan tingkat obesitas tertinggi di Eropa. "Untuk mengatasinya, kita membutuhkan tindakan di setiap level. Kami juga sedang bekerjasama dengan retailer dan produsen pangan besar untuk membantu masyarakat mengurangi asupan kalori," tegasnya.

(fit/odi)

No comments:

Post a Comment