Saturday, September 15, 2012

Diet Rendah Kalori Tidak Memperpanjang Umur


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Rasanya siapapun ingin berumur panjang dan tetap sehat. Makanya, apapun akan dilakukan agar tubuh tetap awet muda. Salah satunya adalah dengan menerapkan diet rendah kalori. Namun, penelitian terbaru justru membantahnya.

National Institute on Aging (NIA) di Amerika Serikat melakukan penelitian jangka panjang terhadap monyet rhesus tentang efek diet rendah kalori terhadap kemungkinan panjang umur. Hasilnya, pola makan ini memang dapat mencegah beberapa penyakit, namun tidak memperpanjang umur.

Keyakinan bahwa diet rendah kalori dapat memperpanjang umur bersumber pada sebuah penelitian di tahun 1934. Kala itu, tikus, ragi, lalat buah, dan cacing gelang yang diberi makan dengan kandungan kalori 10-40% lebih rendah dapat hidup 30% lebih lama. Bahkan, di riset lain, hewan-hewan ini berumur dua kali lebih panjang. Sejak saat itu, banyak yang percaya bahwa pembatasan kalori dapat membuat panjang umur.

Untuk membuktikan kebenarannya, dua tim peneliti terpisah menggunakan monyet rhesus. Penelitian NIA dimulai pada 1987, sementara riset Wisconsin National Primate Research Center (WNPRC) diawali dua tahun kemudian. Monyet rhesus dipilih karena fisiologi, genetik, dan median jangka hidupnya (27 tahun) lebih dekat dengan manusia dibanding tikus yang dipakai di penelitian dulu.

Ternyata hasil akhirnya berbeda. Pada 2009, riset WNPRC menunjukkan bahwa 80% monyet yang bebas memakan apa saja mati akibat penyakit seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Angka ini lebih tinggi dibanding monyet yang dibatasi asupan kalorinya, yakni 50%. Merekapun berkesimpulan bahwa pembatasan kalori memperlambat proses penuaan pada primata.

Riset NIA justru menyebut bahwa monyet yang mengonsumsi kalori lebih sedikit tidak hidup lebih lama dibanding monyet lainnya. Hal ini juga berlaku pada monyet yang memulai diet ini sejak usia 1-14 tahun. Ilmuwan NIA mengatakan bahwa kemungkinan mereka hidup lebih lama dibanding monyet yang tak dibatasi makanannya kurang dari sepersepuluh dari 1%.

Bahkan, kesehatan monyet yang memulai pembatasan kalori sejak muda lebih buruk dibanding mereka yang mulai saat dewasa. Selain itu, hewan yang mengurangi asupan kalori sejak kecil lebih banyak mati karena penyakit yang tidak terkait penuaan dibanding hewan yang memakan apa saja.

"Anda bisa mengatakan bahwa hewan yang dibatasi asupan kalorinya lebih sehat. Kadar kolesterol, kehilangan massa otot, serta risiko terkena penyakitnya lebih rendah, namun bukan berarti mereka akan panjang umur. Dari studi ini bisa kita lihat bahwa kesehatan dan umur panjang tidak saling berhubungan," jelas Steven Austad dari University of Texas Health Science Center, seperti dikutip dari Daily Mail.

(flo/odi) Punya makanan favorit saat Ramadan & Lebaran? Ceritakan dengan menarik & lengkap di sini . Raih Grand Prize Mixer Kitchen Aid untuk cerita yang paling banyak di LIKE.

No comments:

Post a Comment