Friday, September 7, 2012

Ingin Anak Lebih Cerdas? Terapkan Diet Sehat Sejak Balita


Dyah Oktabriawatie Waluyani - detikFood Jakarta - Menerapkan diet makanan sehat harus dilakukan sejak kecil. Selain kebutuhan nutrisinya terpenuhi, saat dewasa kecerdasannya juga akan meningkat. Hal ini bisa diterapkan sejak anak berusia 8 tahun. Inilah hasil penelitian yang diungkap oleh University of Adelaide di Australia.

Kecerdasan seseorang bisa dilihat dari nilai IQ atau intelligence quotient. Penilaiaannya diperoleh dari satu tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan. Skor IQ juga digunakan sebagai prediksi prestasi dalam pendidikan, kinerja pekerjaan hingga pendapatan.

Diet kaya nutrisi sangat dibutuhkan untuk perkembangan jaringan otak anak di usia dua tahun. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk melihat hubungan diet sehat dengan IQ anak, ujar Lisa Smithers, pemimpin studi di University of Adelaide.

Penelitian yang melibatkan 7.000 responden anak-anak ini mengamati kebiasaan makann mereka. Pengamatan diet anak dilakukan saat berusia 6 bulan, 15 bulan dan 2 tahun. Analisis yang dilakukan dengan mengamati kebiasaan makan di rumah, makanan kemasan, konsumsi ASI dan kebiasaan makan junk food.

Kami menemukan bahwa anak-anak yang diberikan ASI selama 6 bulan, dan diberikan makanan sehat secara teratur seperti kacang-kacangan, keju, buah dan sayur selama usianya 15-24 bulan, memiliki tingkat kecerdasan dua kali lebih tinggi di saat usianya 8 tahun, tambah Smithers.

Hasil studi ini juga dibandingkan dengan anak-anak yang diberidiet camilan seperti biskuit, cokelat, permen, minuman ringan dan keripik di usia dua tahun pertamanya. Mereka justru memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah.

Makanan bayi yang dikemas memiliki beberapa dampak negatif untuk IQ anak. Apalagi jika makanan kemasan ini diberikan saat usia anak masih 6 bulan. Namun makanan ini bisa berdampak positif untuk IQ anak jika diberikan saat anak berusia 2 tahun.

Studi ini menyimpulkan bahwa makanan sehat sangat penting untuk anak-anak. Hasil penelitian juga telah dipublikasikan secara online di European Journal of Epidemiology.

(dyh/odi)

No comments:

Post a Comment