Sunday, November 4, 2012

Belajar Sejarah dan Berkreasi di 'Normal Is Boring Culinary Tour'


Deani Sekar Hapsari - detikFood Jakarta - Tur kuliner memang sudah biasa, tetapi tur kuliner ini sekaligus melatih kreativitas dan belajar tentang sejarah tempat makan. Sesuai dengan tajuk tur kuliner ini, acara ini memang bukan sebuah tur kuliner biasa.

Tur yang diadakan Sabtu lalu (03/11/12) ini, adalah hasil kerjasama organisasi Love Our Heritage, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pelestarian budaya dan Ira Lathief, anggota LOH yang juga penulis buku Normal Is Boring.

Acara yang diberikan nama 'Normal Is Boring Culinary Tour' ini menyajikan sebuah tur kuliner plus. Tidak hanya berkunjung ke beberapa tempat makan legendaris Jakarta, tetapi juga belajar tentang dunia kewirusahaan dan mengenal sejarah tempat-tempat di Jakarta.

Rute pertama tur ini dimulai di Tan Ek Tjoan, salah satu toko roti legendaris yang sudah didirikan sejak tahun 1921. Disini para peserta diajak melihat sejarah dan proses produksi roti. Selain itu peserta juga diajak membuat roti dengan kreasi bentuk sesuai selera.

Tan Ek Tjoan adalah salah satu legenda pembauran pertama. Membaurkan orang kaya dengan miskin, Chinese, pribumi, dan Belanda. Kata Kennedy, selaku Direktur Operasional. Sampai saat ini Tan Ek Tjoan menjaga tradisi penjualan roti melalui gerobak-gerobak yang berkeliling jalan dan kampung di pelosok Jakarta.

Destinasi selanjutnya adalah Sop Buntut Cut Meutia. Tempat makan yang terkenal dengan sajian sop buntut, buntut goreng, dan buntut bakar berada di seberang komplek Mesjid Cut Meutia. Resep asli sop buntut di sini tetap terus dijaga kelestarian dari awal tahun 1967 sampai saat ini.

Perjalanan dilanjutkan ke stasiun Gondangdia. Stasiun ini bisa menjadi salah satu tujuan kuliner. Yang paling terkenal adalah Nasi Goreng Cut Meutia 1964 atau yang lebih dikenal dengan Bakmi Jawa Pak Haji Minto yang hanya buka pada malam hari.

Setelah berjalan sambil mendengarkan uraian sejarah-sejarah ikon Jakarta, peserta akhirnya sampai ke sebuah kafe bernama Kedai Kopi Phoenam, di kawasan Wahid Hasyim. Kedai kopi ini beroperasi sejak tahun 1946 berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Yang paling terkenal di tempat ini adalah es kopi susu dan nasi merah khas Makasar.

Tujuan terakhir tur ini adalah DMarco Caf, kafe di daerah Sabang, Jakarta Pusat. Kafe dengan menu utama martabak dan kopi ini didirikan oleh Ira Lathief, Ika Hendrani, dan Budiyono. 'Dengan kegiatan Normal Is Boring diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan terus berinovas,' ujar Ira dalam bincang-bincang di kafe ini.

Sebagai penyemarak acara, peserta ditantang untuk berkreasi dengan Make Your Own Martabak. Membuat aneka martabak manis dengan kreasi sendiri dan sesuai selera. Diharapkan tur kuliner ini bisa menumbuhkan kecintaan akan sejarah juga membangkitkan semangat berkreasi yang berbeda dan selalu baru.

(flo/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

No comments:

Post a Comment